"DRUGS BRING US TO THE HELL" (Narkoba Membawa Kita Ke Neraka) INI ADALAH GAMBAR SESEORANG YANG MENYESAL KARENA TELAH TERCANDU NARKOBA!!! TETAPI HAL ITU TIADA GUNA DILAKUKAN TANPA ADA USAHA UNTUK MENGHINDARI DAN KHUSUSNYA BERTOBAT KEPADA ALLAH SWT AGAR TIDAK TERLANJUR TERJERUMUS KEJALAN SYETAN YANG AKAN MEMBAWA KITA KE NERAKA JAHANAM.
"SEMOGA KITA TERMASUK ORANG YANG BERUNTUNG DAN SELALU DALAM PERLINDUNGAN ALLAH SWT, AMIN...AMIN...YA RABBAL ALAMIN..."
Kalo melihat ce pernah… krn s0daraku adalah fans berat 0bat terlarank tsb. Udah 0ranknya jelek, mace make’… udah dech, jdi g’ karuan.
Poko’e Say no to drugs dech.
And have fun tanpa Narkoba euy!!!
From : ana uhibbu ilaika XII IA 4
Katanya sih:
”Sperti makan cabe
Sbnrnya sih pedes
Trsa makin pedes bila berhenti sejenak
Terasa nikmat bila terus menerus
G’ terasa telah menghancurkan dan
Menginfeksi usus”
From : DOLPHIN’S BOY
Pernah liat 0rank pecandu gitu, n’ gayanya tu kayak 0rank yank kena gizi buruk gitu!!!
Benteng agar jauh dari narkoba adalah pertahankan prinsip NO DRUGS!!!
From : i@n’s
Narkoba tu ya... zat sederhana yank menggemparkan dunia,,, biasanya identik dgn kawula muda yank penuh hura2, pecandu etan0l, gnti2 PSK & sangat rajin berpesta ejakulasi. Spintas mmng sangat memikat tp justru sgt menjerar.
Kita bisa menghindari,,, benteng utamanya niat br0... truz agama diperkuat n’ jaga jarak......
From : Nur Fitriana
Saya pernah berhadapan secara langsung dg pengguna narkoba yg saat ini dia sudah bertaubat. Beliau adalah seorang guru. Mendengar ceritanya saya sangar ngeri, trenyuh, kasian juga. Karena kalau 0rank tsb sudah terbiasa memakai & kehabisan st0k, kalau wktu ketagihan beliau smpai mengamuk. Semua barang2 rumahnya dilempar-lempar kemana2. Dia pernah sampai sembunyi didlm kardus smpai menggigil. Yank membuat saya kasian & trenyuh nasib putra-putrinya yank dikucilkan 0leh tetangganya. Ya pada akhirnya ibu itu bertaubat. Untungnya bisa mengendalikan diri & sekarang sudah tidak berhubungan lagi dg narkoba.
From : _dikni XII IA 3
I say : ”punya temen2 cw0, pernah meng0nsumsi salah 1 dari jenis narkoba, bentuknya sperti kacang. Dari curhatan mereka, setelah makan “itu”, mereka pusing. Alhamdulillah pengaruh ”barang” itu hilang setelah minum es degan.
Rek2, arep ng0mbe es degan ae kate’ narkoba. GAK USAH!”
From : Snazzy XII IA 3
Klo aq cey…
G’ pernah tuch berpikiran bwt pke narkoba…
Mikir pelajaran yank segunung adjah, dah pusing…
Ditambah lagi g’ ada gunanya khand pren…..
Hidup tetep asyik q0q tanpa NARKOBA.
From : Gadis XII IA 4
- NARKOBA -
Narkoba sudah marak di negeri ini, bahkan bukan sbg konsumen, sdh banyak yank menjadi produsen. Ketika aq ketahui di media massa banyak sekali macam bentuk narkoba, yank awalnya berasal dari ganja. Terutama dlm bentuk pil & permen, sehingga aq selaluberfikir apakah pil (0bat) yank pernah aq minum & permen yank aq makan mengandung narkoba? Tpi aq selalu berharap tidak ada.
From : Chacha XII IA 3
Saat saya masih duduk di bangku SMP, saya pernah kecanduan suatu 0bat, saat itu saya pernah mencabut gigi. Cz takut ma yg namanya suntikan –trauma– hehehe…
Jadi dokter memberi resep 0bat, yaitu suatu 0bat yg bisa mengurangi rasa sakit gigi, nama 0batnya “Asam Mufenamat” (yach klo gak salah siey,,, s0alnya dah lama jadi agak lupa)
Namun, setelah lama mengkonsumsi 0bat itu, saya menjadi kecanduan. Sakitnya sering kambuh jika saya tidak minum 0bat itu & dosis nya pun semakin bertambah. Apakah 0bat itu termasuk Narkoba???
Istilah sakaw (relaps) bagi korban pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) sudah tidak asing lagi. Seseorang yang pernah menggunakan napza seperti ganja, sabu-sabu, ekstasi atau kokain meski sudah direhabilitasi terkadang masih terserang sakaw.
Para pecandu mengalami halusinasi yang mendorong mereka untuk kembali menggunakan barang-barang terlarang itu. Di beberapa tempat rehabilitasi, munculnya sakaw inilah yang perlu diatasi. Berbagai metoda digunakan untuk mengatasi sakaw. Metoda yang biasa digunakan adalah dengan menurunkan dosis atau merendam mereka dalam air di malam hari.
Namun tidak demikian di Panti Sosial Pamardi Putra Isyaf, Medan Sumetera Utara (Sumut). Di sana, para pengelolanya menggunakan Theraupetic Session (TC) yaitu treatment pemutusan efek zat lewat intervensi psikologi seperti mengajak kelayan (korban napza) bermain catur dan permainan lain yang menggugah konsentrasi. Selain itu juga digunakan terapi air. Caranya dengan memandikan pecandu pada pukul 02.00 WIB dinihari disertai minum buah merah.
Rasa dingin akibat mandi ini dinilai bisa mengalihkan keinginan untuk mengonsumsi narkoba. Sedangkan, buah merah juga untuk membersihkan darah mereka dan memunculkan stamina baru. Di panti ini disediakan ruang isolasi untuk mereka yang sakaw. Di ruang ini, para pencandu narkoba yang sakaw dibiarkan beberapa menit tanpa dilakukan terapi apapun.
“Di sini kami tidak menggunakan obat dengan mengurangi dosisnya. Seberat apapun, kalau sakaw, mereka harus didetoksivikasi (pemutusan zat) lewat TC. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan halusinasi. Sementara itu, terapi air kami lakukan untuk melemahkan fungsi-fungsi motorik syaraf guna mengurangi rasa halusinasi. Jadi rasa ingin beralih menjadi rasa dingin,” kata Kepala Panti Sosial Parmadi Putra Insyaf Medan Tamba Siahaan di Medan, Sumut, pekan lalu.
Milik Depsos
Panti tersebut bukan milik Provinsi Sumatera Utara tapi milik Departemen Sosial (Depsos). Kepala Sub Dinas Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Sumatera Utara Hatta Siregar mengaku, Dinas Sosial setempat belum memiliki panti rehabilitasi untuk korban napza sehingga pihaknya melakukan kerja sama dengan Panti Insyaf ini. Apalagi, setiap tahun jumlah pengguna napza jenis ganja di Sumatera Utara terus meningkat. Panti ini berdiri pada pertengahan 1970. Waktu itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Medan merasa perlu untuk mendirikan panti sosial untuk membina anak nakal dan korban narkotika.
Letak geografis Sumatera Utara sebagai perlintasan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dengan Provinsi Jakarta tidak menutup kemungkinan terjadinya penyalahgunaan narkoba, terutama ganja.
Tahun ini saja, jumlah pengguna napza di Kota Medan menduduki urutan kedua terbanyak di Indonesia setelah Jakarta. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut pada 2005 terdapat sedikitnya 5.200 pengguna napza jarum suntik dan 80 persen dari jumlah itu atau sekitar 4.160 telah terjangkit HIV/AIDS.
Panti milik Departemen Sosial ini juga harus menampung korban-korban napza dari wilayah Sumatera dan Kalimantan, sedangkan kapasitas panti hanya bisa menampung 100 orang. Alhasil untuk masuk ke panti ini harus melalui proses seleksi. Setelah dinyatakan lulus seleksi, pekerja sosial memeriksa barang bawaan calon kelayan. Panti ini tidak memungut bayaran alias gratis kepada para pecandu narkoba yang akan direhabilitasi.
Bagi pecandu narkoba yang diterima, mereka langsung ditempatkan di ruang Primary selama enam bulan yang baru bisa dijenguk oleh sanak keluarganya setelah sebulan berada di sana. Setelah itu, mereka diberikan waktu beberapa hari untuk kembali ke rumah.
Namun, setelah itu mereka harus kembali lagi ke panti dan dilakukan pemeriksaan urine. Jika hasil pemeriksaan urine menunjukkan “bersih”, mereka ditempatkan di ruang konvensional. Di sana, mereka akan diberikan beberapa latihan keterampilan seperti montir.
Yang menjadi nilai plus lagi, panti ini tidak hanya melakukan rehabilitasi bagi para korban napza saja, namun sekaligus menyalurkan mereka ke lapangan pekerjaan seperti menjadi montir di beberapa bengkel mobil dan motor di Kota Medan atau menjadi supir. Menurut pemilik bengkel Mobil Satelit Jaya Ahmad Samsihan Samosir, pihaknya memang sudah 5 tahun melakukan negosiasi dengan Panti Insyaf. Meski demikian, dia enggan menyebutkan jumlah pekerjanya yang berasal dari Panti Insyaf tersebut. Dia juga tidak takut merekrut pekerja dari Panti Insyaf.
Pada saat itu, aku dan temanku JS (nama samaran) nongkrong di pinggir jalan. Kita tidak memiliki niat buruk, hanya untuk enjoy-enjoyan alias santai karena kita baru saja menyelesaikan UAN SMP Tahun 2008. Alhamdulillah kami bisa menyelesaikannya dengan baik, walaupun agak setress sih... dikit and kita bisa lulus dengan nilai yang tidak terlalu bagus. JS membawa gitar dan memainkannya dengan riang, melampiaskan kesetresannya selama ini. Kemudian tiba-tiba ada seorang yang membawa pil tak jelas yang berwarna warni. aku sudah menduga kalau pil itu adalah pil ekstasi atau narkoba. Tapi JS yang selalu ingin tau itu malah mencobanya. Sehingga tak lama kemudian ia seperti orang yang tak sadar, pikirannya entah kemana, jalan seperti tidak terarah, bicara sembarangan, seakan melayang diudara. Sebelumnya aku sudah melarangnya untuk menerima pil yang gak jelas itu, tapi JS masih maksa.
Keesokan harinya setelah ia bangun dari tidur lelapnya. Badannya seperti pucat dengan mengatakan "aku mau pil itu lagi, mana????". Sehingga akupun menenangkannya, walaupun tubuhnya menggigil. Sungguh tak tega aku melihatnya, tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur tidak dapat di cegah lagi. Semua motivasi sudah ku berikan kepada temanku yang malang itu. Tidak ada aktifitas yang bisa ia lakukan lagi kecuali tidur -tidur-dan tidur, makan saja ia susah. Tubuh yang dulunya berisi kini menjadi kerempeng. Dan dikemudian harinya, aku mulai mendaftarkan diri menjadi siswa baru di salah satu SMA di desaku melalui jalur test. Sungguh aku bersyukur diterima di SMA yang menjadi idola ini. Semakin hari, aku semakin sibuk dengan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan guruku sehingga aku jarang mejenguk temanku. Entah bagaimana ia sekarang. Hari Minggu yang merupakan hari senggangku, aku mencoba untuk kerumahnya. Namun JSnya gak da, yang ada hanya Ibunya. Ibunya mengatakan setiap pagi ia selalu pergi kesekolahnya hingga pulang sore. Aku heran... JS kan tidak daftar SMA dimanapun, bagaimana ia bisa masuk sekolah.
Penasarankupun pada saat itu bertambah sehingga, ku mencoba untuk menyelidikinya. Ternyata ia pergi dengan gengnya untuk mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba. Sungguh kuterkejut hebat.... tanpa ku sadari ku memukul JS dan membawanya kerumah. Kedua orang tuanya sebelumnya tidak tahu tentang semua itu, sehingga mereka sangat terkejut hingga ibunya pingsan. Dan ayah JS mengusirnya dengan kasar. Aku mencoba untuk mengejar JS tapi ayahnya melarang keras aku menolongnya. Entah bagaiman ia sekarang................... menjadi anak gelandangan atau yang lain, kini ku tidak tahu........ Sungguh itu karena Narkoba yang kejam, menghancurkan kehidupan para penerus bangsa yang seharusnya menjadi pengganti generasi lama untuk membangun bangsa ini. Oleh karena itu, JAUHI NARKOBA!!! AND SAY NO TO DRUGS!!!